Senin, 20 Agustus 2012

Desa Penglipuran

Begitu sampai dan menginjakkan kaki di tempat ini, rasanya semua penat dan lelah hilang.....terbayar oleh pemandangan desa yang begitu tenang dan damai. 
Desa Penglipuran, begitu tempat ini di sebut , terletak di kabupaten Bangli, sekitar satu jam berkendara bila ditempuh dari Denpasar.

Saya kagum sekali dengan desa ini, dari segi arsitektur bangunannya benar-benar tradisional, masih memegang teguh gaya arsitektur lama. Semua rumah yang ada memiliki style yang sama untuk gapuranya, begitu kuatnya mereka memegang teguh adat istiadat. Rapi, bersih dan sangat teratur, ingin sekali saya memiliki satu kapling tanah dan membuat rumah sederhana disini.. i wish.. ^_^

Waktu itu saya berkunjung saat peringatan proklamasi kemerdekaan RI, jadi bisa di lihat di kanan kiri saya halaman luar tiap rumah di pasang bendera merah putih, nampak meriah. Bagaimana jika saat berkunjung bertepatan dengan perayaan hari raya umat hindu, Galungan misalnya, wahhh..saya yakin pasti akan sangat meriah, di kanan kiri jalan akan terpasang penjor galungan beserta ornamen lainnya. 

Hal lain yang membuat saya kagum yakni penduduk setempat yang tetap menjalankan peraturan desa (awig-awig desa) yang melarang penduduknya untuk berpoligami. Apabila ada salah satu penduduk yang memiliki istri lebih dari satu, maka akan dibuatkan rumah tersendiri di ujung desa. 
Mereka telah menyiapkan lahan untuk mendirikan rumah tersebut, yang disebut dengan "Karang Memadu". 
Hingga saat ini, penduduknya tidak ada yang melanggar aturan tersebut, terbukti dengan lahan karang memadu tersebut masih kosong dan hanya ditumbuhi oleh rumput liar. 

Senang rasanya bisa mengunjungi tempat ini, selain karna keindahan alam yang ditawarkan, daerah ini juga masih sangat kental dengan adat istiadatnya. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar